pembelajaran kooperatif menganggap bahwa siswa akan lebih memahami dan mempelajari konsep melalui diskusi dengan teman sebayanya.
Pembelajaran Kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru (Suprijono, 2009:54). Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didikmenyelesaikan masalah yang dimaksud.
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan pembelajaran dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur pelaksanaan pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif. Model pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran yang efektif yaitu pembelajaran yang bercirikan: (1) “memudahkan siswa belajar” sesuatu yang “bermanfaat” seperti, fakta, keterampilan, konsep, nilai, dan bagaimana hidup serasi dengan sesama. (2) pengetahuan, nilai, dan keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai.
Robert dan David Johnson (Suprijono, 2010:58) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur yang harus diterapkan. Lima unsur tersebut antara lain:
- Positive interdependence (saling ketergantungan positif)
- Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan)
- Face to face promotive interaction (interaksi promotif)
- Interpersonal skill (komunikasi antar anggota)
- Group processing (pemrosesan kelompok)
Tabel 2.1 Langkah-langkah pembelajaran kooperatif
FASE-FASE |
PERILAKU GURU
|
Fase 1: Present goals and set Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik. |
Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik siap belajar |
Fase 2: Present information Menyajikan informasi |
Mempresentasikan informasi kepada peserta didik secara verbal |
Fase 3: Organize student into leraning teams Mengorganisir peserta didik ke dalam tim-tim belajar |
Memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang tata cara pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan transisi yang efesien |
Fase 4: Assist team work and study Membantu kerja tim dan belajar |
Membantu tim-tim belajar selama peserta didik mengerjakan tugas |
Fase 5: Test on the materials Mengevaluasi |
Menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompok-kelompok mempresentasikan hasil karyanya. |
Fase 6: Provide recognition Memberikan pengakuan atau penghargaan |
Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu maupun kelompok. |
Lingkungan belajar dan sistem pengelolaan pembelajaran kooperatif harus memenuhi beberapa hal berikut ini:
- Memberi kesempatan terjadinya belajar berdemokrasi.
- Meningkatkan penghargaan peserta didik pada pembelajaran akademik dan mengubah norma-norma yang terkait dengan prestasi.
- Mempersiapkan peserta didik belajar mengenai kolaborasi dan berbagai keterampilan sosial melalui peran aktif peserta didik dalam kelompok-kelompok kecil.
- Memberi peluang terjadinya proses berpartisipatif aktif peserta didik dalam belajar dan terjadi dialog interaktif.
- Menciptakan iklim sosio emosional yang positif.
- Memfasilitasi terjadinya learning to live together.
- Menumbuhkan produktivitas dalam kelompok.
- Mengubah peran guru dari center stage performance menjadi koreografer kegiatan kelompok.
- Menumbuhkan kesadaran pada peserta didik arti penting aspek sosial dalam individunya. Secara sosiologis pembelajaran kooperatif dapat menumbuhkan kesadaran altruisme dalam diri peserta didik. Kehidupan sosial adalah sisi penting dari kehidupan individual.
0 komentar:
Posting Komentar